Untuku, Para Perindu dalam Diam

 
                                         
ALKAHFI~Sejak kamu menyadari berseminya rasa, kamu mulai menulis bait bait indah untuknya. Namun tak pernah berani menyampaikan padanya. Kamu juga melukis senyumnya. meski kamu tau senyum itu bukanlah untukmu. Kamu juga membawa namanya sampai lelap menghampirimu. Dan lagi, kamu terus mencoba membawa dirinya dalam mimpimu. Berharap kemurahan tuhan supaya dipertemukan dalam sebuah mimpi singkat.
. Tak ada yang salah tentang semua itu. Rasamu tak pernah salah. Tak ada yang salah. Ketika kamu menangis karna merindukannya. Tak ada yang salah. Ketika kamu khawatir dan menerka-nerka apa yang sedang dia lakukan. Sedang bersama siapa dia. Dan lagi, tak ada yang salah saat kamu mencemburuinya. Yah, meski dia bukanlah orang yang sepatutnya kamu cemburui. Tapi, bukankah tuhan yang menabur rasa itu dalam hatimu? Bukan tuhan yang menanam rindu dan bersemi dikala malam? Sudah sepatutnya kamu mensyikurinya.
. Kamu terlalu lemah. Terlalu malu untuk mengungkapkannya. Dan lagi, itu bukanlah kesalahan. Akhirnya, kamu memilih untuk berusaha menguburnya. Memendam dalam diam. Mencoba menikmati bersama alunan doamu dalam malam. Sekali lagi, semua itu tidak salah. Justru, semua itu menunjukkan betapa kamu memiliki rasa yang begitu dalam. Begitu tulus. Tak mengharap lagi dia tau.
. Untukmu, yang memendam rasa dalam diam dan doa malam. Tuhan selalu punya alasan dalam menentukan kodrat hambanya. Termasuk, kamu dan rasa yang sedang bermekaran. Percayakan saja padaNya. Bukankah ini adalah bagian dari skenario indah yang dibuatNya untukmu?

Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar