salisiah adiak karya anak gadih minang


Film "Salisiah Adaik"
Film "Salisiah Adaik" karya mahasiswa Jurusan Televisi Institut Seni Indonesia Padang Panjang, Sumatera Barat.Sutradara dalam film ini bernama Ferdinan Almi, lahir di

Padang Panjang, Sumatera Barat, tanggal 5 November 1986, menjadi nominator Piala Maya 2014 untuk kategori Film Daerah Terpilih tahun 2014.
Masuk nominasinya Film "Salisiah Adaik" karya sineas muda asal Sumbar itu, untuk 30 kategori antara lain Film Panjang Terbaik, Film Pendek, Dokumenter, Animasi, Film

Daerah, dan unsur-unsurnya seperti Sutradara, Aktor, Aktris, Musik, Editing, Kamera, Tata Suara, Artistik, Efek dan lain-lain.
Salisiah Adaik menceritakan pertentangan dalam tradisi Minangkabau yang berbeda arah. Kenapa tidak, sebab sudah ada pepatah yang mengatakan, ‘Lain lubuak lain ikannya

lain ladang ilalang’. Maka, lain daerah lain pula tradisinya.
Sebenarnya, Minangkabau terkenal memiliki tradisi yang berbeda di daerah masing masing. Seperti apa yang dirasakan Muslim, seorang lelaki asal Pariaman yang berumur 28

tahun dan berprofesi sebagai tukang emas. Muslim dipindahkan ke payakumbuh untuk menggantikan karyawan Ajo Amaik yang pulang kampung karena sesuatu urusan.
Sesampai di payakumbuh, perbedaan bahasa membuat Muslim mendapat musuh ketika penyalah artian bahasa di daerah masing masing. Tak lama Muslim pun menemukan Ros, gadis

Payakumbuh yang membuatnya jatuh hati dan berniat untuk menikahi wanita tersebut.
Kemudian, Muslim pun mendekati Ros dan sampai pada akhirnya mendapatkan hati Ros. Perbedaan tradisi membuat kisah percintaannya pun ditentang oleh keluarga dan orang

kampung di Payakumbuh. Kedua orang tua Ros pun tak mau merestui hubungan antara Ros dan Muslim.
Mengetahui hubungan keduanya yang ditentang oleh keluarga Ros, maka orang tua Muslim pun mulai memberikan perlawan dengan tradisinya pula. Sampai pada akirnya

pertentangan para mamak Ros dan Muslim pun terjadi untuk membahas tradisi yang dipakai oleh mereka, masing - masing.
Yang membuat menariknya cerita dalam film 'Salisiah Adaiak' ini adalah jurang perbedaan yang terlalu besar, antara tradisi di Pariaman dan Payakumbuh. Banyak orang

mengatakan, Pariaman dan Payakumbuh memiliki tradisi dalam soal pernikahan yang berbeda hingga seratus delapan puluh derajat. Ironi...tetapi tidak bisa dipungkiri,

tetap ada orang Payakumbuh yang pada akhinya juga menikah dengan orang Pariaman.
Seyogiyanya, film ini dapat mengungkap unek - unek yang saat ini masih memendam diantara kedua belah pihak tradisi tersebut. Bahwa, ada kondisi berbeda yang harus

dicari sudut pandang yang sama, sehingga tidak lagi menjadi pertentangan yang tak berkesudahan.

Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar