Kisah orang-orang yang belajar tanpa guru,

 

ALKAHFI~Kisah orang-orang yang belajar tanpa guru, sehingga mereka salah dalam membaca dalil, dikarenakan ada kesalahan penulisan dalam kitab yang mereka baca atau mereka salah membaca, dan tidak ada guru yang mengoreksinya. Sehingga mereka beramal sesuai dengan apa yang mereka baca.

Kisah yang dibawakan Asy Syaikh Shalih Fauzan rahimahulloh :
Kisah yang Pertama,
Jangan sampai seperti orang yang membaca hadits riwayat Muslim :

‘ الْحَبَّةُ السَّوْدَاءَ شِفَاءٌ لِكُلِّ دَاءٍ إِلاََّ السَّامِ
“Jintan hitam adalah obat dari segala penyakit kecuali mati.”
Kemudian datang orang ini dia baca hadits tersebut, dia baca sendiri tanpa bimbingan guru, ternyata di cetakannya terdapat kesalahan penulisan, الْحَبَّةُ السَّوْدَاءَ Al Habbatus Sauda’ yang artinya Jintan Hitam, dia baca menjadi الْحَيَّةُ السَّوْدَاءَ Al Hayyatus Sauda’ yang artinya Ular Hitam, sehingga menjadi :

‘ الْحَيَّةُ السَّوْدَاءَ شِفَاءٌ لِكُلِّ دَاءٍ إِلاََّ السَّامِ

“Ular hitam adalah obat dari segala penyakit kecuali mati.”

Orang ini ketka membaca haditsnya, diamalkan ilmunya. Dia pergi menangkap ular hitam kemudian dia makan, matilah dia.

‘ قَتَلَهُ جَهْلُهُ

“Kebodohannya membunuh dia sendiri.”

Kisah yang Kedua,

Jangan juga seperti kisah orang yang lainnya, yang setiap kali dia datang ke masjid membawa pisau dan kapak, yang diletakkan di depannya.

Ditanya kepadanya : “Ya fulan kenapa kamu melakukan itu.”

Katanya : “Saya amalkan sebuah hadits dalam riwayat Bukhari dan Muslim.”

Ditanya lagi : “Apa riwayatnya?”

Katanya : “Nabi bersabda :

‘ إِذَا أَتَيْتُمْ الصَّلَاةَ فَأْتُوْهَا بِسِكِّيْنٍ وَفَأْزٍ


“Apabila kalian datang menuju shalat maka datanglah dengan membawa pisau dan membawa kampak.”
Itu salah baca dan salah harokat, yang benar dalam Shahih Bukhari dan Muslim :

‘ إِذَا أَتَيْتُمْ الصَّلَاةَ فَأْتُوْهَا بِسَكِيْنَةٍ وَوَقَارٍ

“Apabila kalian mendatangi shalat maka datanglah dengan tenang dan tidak tergesa-gesa.”

سَكِيْنَة Sakinah yang artinya Tenang dia baca سِكِّيْنٍ Sikkin yang artinya Pisau, وَقَارٍ Waqor yang artinya Tidak tergesa-gesa dia baca فَأْزٍ Fa’z yang artinya Kampak. Akhirnya tiap kali pergi ke masjid dia membawa pisau dan kampak.
Begitu duduk dengan guru akan diperingkas ilmu itu untuk kita.

‘Allohu a’lam

Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar